Film Cahaya dari Kampung Surga dirilis pada tahun 2020 yang digarap oleh anak pesantren Attaqwa Putra, Bekasi.
Pendiri Pondok Pesantren (K.H. Nur Ali) pernah mengatakan “saya mau membentuk kampung surga”. Hal itu kemudian melatarbelakangi terbentuknya Yayasan Pembangunan Pemeliharaan dan Pertolongan Islam (YP3) yang kemudian berubah nama menjadi Pondok Pesantren Attaqwa.
Pembuatan film yang berjudul Cahaya dari Kampung Surga ini melibatkan Santri Madrasah Aliyah yang sedang duduk di kelas 3.
Cahaya artinya harapan atau cita-cita dengan kata lain, dalam film ini menceritakan tentang bagaimana menempuh pendidikan. Sedang, Kampung Surga artinya lembaga dalam hal ini pesantren.
Berikut adegan dan hikmah yang dapat ditarik dari Film Cahaya dari Kampung Surga
Pada menit ke-2, memperlihatkan dua orang santri yang tengah latihan silat lalu mereka saling serang dikarenakan adanya kesalahpahaman. Di tengah pertarungan mereka, ada orang yang membutuhkan pertolongan, dimana orang tersebut barangnya dicuri sehingga mereka berdua memutuskan untuk mengejar si pencuri itu. Hal itu menunjukkan bahwa setiap bakat, apapun bakat itu harus bermanfaat.
Pada menit ke-4 menunjukkan para santri mengenakan pakaian yang rapi lagi sopan ketika sedang menerima ilmu. Dimana penampilan dalam belajar itu perlu karena pakaian menunjukkan identitas kita.
Pada menit ke 6 memperlihatkan seorang santri yang bertemu dengan seniornya lalu menyapanya. Bertegur sapa adalah adab yang mesti dilakukan saat bertemu seseorang. Itu juga dapat memberikan kesan hormat bagi yang muda ke yang lebih tua.
Pada menit ke 11.30 memperlihatkan para santri yang datang terlebih dahulu sebelum gurunya. Dalam proses belajar, selain untuk mendalami ilmu, perlu untuk memperhatikannya adab, utamanya kepada guru. Menurut imam Al-Ghazali, salah satu adab dalam menuntut ilmu yaitu murid lebih dulu datang daripada gurunya.
Pada menit ke 15 memperlihatkan para santri saling berebut sisa air minum gurunya. Filosofi yang terkandung dalam berebut air minum sisa guru yaitu menunjukkan keberkahan. Air memiliki molekul-molekul yang bisa berubah, jika perkataan baik maka molekul air itu akan ikut tersusun baik.
Pada menit ke 16 memperlihatkan ada seorang santri yang meremehkan gurunya pada saat guru memberikan materi di kelas. Ia merasa bahwa ia sudah tahu mengenai ilmu tersebut sehingga meremehkan gurunya. Sekalipun sudah merasa tahu, tapi hal itu menyalahi tugas sebagai seorang murid. Yaitu belajar dan bersikap baik kepada sumber menuntut ilmunya.
…
Jangan jadi lilin yang cahayanya hanya menyinari sementara, tapi jadilah matahari yang cahayanya menyinari dunia.