Damai dan Misteri
(Oleh:Nita Amriani)
Apa kabar titik pijakanku saat ini?
Badai kencang sepertinya belum berakhir
Bersama ratapan semesta yang membangungkan bulu kuduk
Disertai tangisan atap bumi yang semakin deras
Menyusuri ruang yang penuh misteri
Kala netra hanya memberi isyarat
Sedangkan mulut dibungkam hingga lupa bagaimana cara bersaksi
Atau hanya sekadar peduli kita sudah lupa?
Apa kabar titik pijakan yang eranganya terdengar di sudut-sudut kota?
Seolah kemalangan adalah hiasan yang memperelok rupamu
Dan keadilan hanyalah dongeng-dongeng yang menyenyakkan tidurmu
Hingga mati rasa memperjuangkan nasib bersama
Pijakanku saat ini sedang menari-nari
Melepas lelah atau hanya sebatas menghibur diri
Karena rentetan misteri masih menghantui
Sebab hujan dari mata manusia membanjiri ibu pertiwi
Kepada harapan yang hanya fatamorgana
Kepada mimpi yang sibuk menggelana
kembaliah sebagai sumber air di tengah gurun pasir
Agar tawa dapat kurasakan layaknya tawa Siti Hajar
Kepada klan kedamaian yang menutup diri
Mekarlah bak bunga-bunga di taman
Agar semerbak wagimu membawa pesan
Jika keadilan bukanlah bayangan di tanah pijakan
Kepada keadilan yang nyata adanya
Tapi lupa bagaimana rasanya
Muncullah kepermukaan
Walau hanya sekadar sapaan “apa kabar”?