Tak Bermain
Menatap langit temaram di pinggir jalan
antara lapar dan takut dipikirnya
Lapar dirasanya sedari tadi siang
Tapi takut kena marah lagi dan lagi
Barang jualan tak habis-habis
peluh keringat membasahi tubuh
lalu lalang kendaraan tak ada yang peduli
nasib seorang bocah tak sekolah tak bermain
terik matahari jadi payung hidup
lampu merah menjadi pemantik senyum
uluran tangan adalah harapnya
rupiah digenggaman adalah tujuannya
Hari demi hari tiada berubah
kerja keras dijalani sedari yatim piatu
menatap seragam sekolah bocah lain
adalah pemandangan mengiris hatinya.
Menengadah kedua tangannya
air matanya jatuh dengan tulus
untaian doa terus mengalir
karena pikirnya masih ada tuhan;
yang maha pengasih maha penyayang.
Penulis: Rahmatullah Syabir