“Terijabah”
Nur Fadilah Annisa
(Koor. Div Qur’an LDF Ar-Rahmah)
Aku bergelut bersama waktu yang terus berpacu
Dunia menatap angkuh atas diriku di masa lalu
Sedang duka tengah memupuk ragu agar semakin tumbuh
Apakah aku harus diam membisu? Atau menghantam bak palu?
Aku berada di atas titian paling rapuh, nyaris runtuh
Tanpa sadar semilir anila menuntun air mata meluruh
Bersama peluh, aku tertunduk di bawah arakan kelabu
Harapan yang kemarin sempat berdiri kokoh kembali pupus
Rupanya realita enggan kembali membalut luka
Atau sekadar singgah menanyakan separah apa aku terluka.
Percuma merangkai janji pada semesta yang tak pernah berpihak
Muaranya tetap sama; patah.
Tak ada lagi pinta selain kepada-Nya
Mana mungkin aku dapat menampakkan amarah?
Do’aku telah mengangkasa, berharap menembus nabastala
Sedang Tuhanku Maha Pemurah
Mana mungkin aku kembali patah?
Kupungut kembali satu per satu ragu yang berserakan
Kuletakkan ke dalam kotak bernama kenangan
Biarlah ia tertimbun bersama ribuan do’a
Raib seiring hari berpindah
Semoga tenang di alam sana.
Perkenalkan, aku adalah manusia yang diselamatkan oleh doa.
Allah,
Meng-ijabah.