
Sebagai bentuk komitmen terhadap salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, Unit Kegiatan Mahasiswa Riset, Keilmuan, dan Kemitraan Masyarakat UIN Alauddin Makassar kembali menyelenggarakan program pengabdian masyarakat bertajuk “UKM RITMA UINAM Mengabdi 2025”. Tahun ini, kegiatan berlangsung selama lima hari, dari Senin hingga Jumat, 14–18 Juli 2025, berlokasi di Desa Tamalatea, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa. Dengan mengusung tema “Langkah Kecil untuk Perubahan Besar dan Berkelanjutan”, kegiatan ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk terjun langsung dan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.” yang terdiri kurang lebih 50 mahasiswa yang merupakan pengurus dan volunteer UKM RITMA UINAM.
Desa Tamalatea dipilih sebagai lokasi pengabdian karena memiliki berbagai tantangan sosial yang masih nyata, terutama dalam bidang pendidikan. Salah satu persoalan utama adalah akses jalan menuju sekolah yang sangat memprihatinkan. Beberapa anak sekolahan harus menapaki jalanan terjal berbatu setiap harinya. bukan dengan kendaraan, melainkan dengan langkah kaki kecil mereka.Dalam salah satu momen pengabdian, kata Selvi, seorang siswi sekolah dasar yang setiap hari melewati rute berat tersebut. Dengan nada polos namun penuh semangat, salah satu volunteer berbincang dengan selvi.
”Selvi ini jalan yang selalu kamu lewati ke sekolah ya?”
“Iye, Kak.”
“Nggak capek?”
“Tidakji, Kak. Kami sudah biasa begitu.”
Jawaban sederhana itu mengandung makna besar tentang ketangguhan, keikhlasan, dan semangat belajar yang tak luntur meski harus melewati rintangan yang berat setiap hari.
Program UKM RITMA UINAM Mengabdi 2025 dirancang untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat Desa Tamalatea dengan menyasar empat sektor utama: pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan sosial. Seluruh kegiatan disesuaikan dengan kondisi lokal serta melibatkan pendekatan partisipatif dan edukatif.
1. Pendidikan
Para relawan hadir di sekolah dasar hingga tingkat SMP untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan membangkitkan semangat belajar anak-anak. Program pendidikan meliputi Ritma Class yang terdapat beberapa program yakni kelas inspirasi, edukasi perilaku hidup bersih dan sehat seperti cara mencuci tangan yang benar dan pentingnya menjaga kebersihan diri. Pembelajaran dasar bahasa Inggris. Edukasi reproduksi dan literasi (reproliterasi) khusus bagi siswa SMP. Kegiatan calistung (membaca, menulis, berhitung) untuk siswa sekolah dasar.
2. Kesehatan
Di bidang kesehatan, kegiatan difokuskan pada peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai gaya hidup sehat, terutama bagi kelompok usia lanjut. Program meliputi sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat. Edukasi mengenai cara alami dan sederhana mengatasi asam urat, khusus untuk orang tua dan lansia.
3. Keagamaan
Aspek spiritual masyarakat turut diperhatikan melalui program-program keagamaan, yakni pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) untuk anak-anak dibeberapa titik TPA dan memberikan pengulangan pembelajaran huruf hijayah dan pembagian mushaf Al-Qur’an hasil kerja sama dengan sponsor di lokasi BTQ. Adapun edukasi keagamaan yang bersifat praktis yakni menyelenggarakan pelatihan tata cara memandikan jenazah yang diikuti beberapa masyarakat.
4. Sosial
Dalam aspek sosial, relawan UKM RITMA UINAM aktif memberikan penyuluhan dan pelatihan yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat umum, di antaranya penyuluhan mengenai dampak pernikahan dini dari berbagai sudut pandang seperti hukum, kesehatan, dan psikologi. Serta adanya pembuatan kompos yang juga di ikuti oleh masyarakat setempat.
Program- program diatas dilaksanakan di beberapa titik yakni Dusun Conggoro, Dusun Pate’ne dan beberapa masjid setempat dan Ritma Class dilaksanakan di SDN Inpres Conggoro dan SMPN 4 Manuju Satap Conggoro.
Acara penutupan dihadiri oleh perangkat desa, tokoh masyarakat dan warga sekitar. Momen ini menjadi ruang untuk menyampaikan kesan, pesan, dan rasa terima kasih. Dalam sambutannya, Kepala Desa Tamalatea menyampaikan kalimat penuh makna: “Jika ada pembukaan, maka pasti akan ada penutupan. Tapi kami harap, meski kegiatan ini ditutup secara resmi, hubungan baik antara UKM RITMA UINAM dan masyarakat Tamalatea tetap terbuka dan berlanjut. Kami siap menerima kembali kehadiran adik-adik mahasiswa kapan saja jika nanti ingin mengabdi kembali karena waktu pengabdian cukup singkat. Kalau boleh, rasanya ingin ditambah 10 hari lagi pengabdiannya”
Sementara itu, Ketua Umum UKM RITMA UINAM juga menyampaikan rasa terima kasih dan permohonan maaf atas segala kekurangan selama menjalankan program. “Kami sangat bersyukur bisa diterima dengan hangat di Desa Tamalatea. Di sini kami tidak hanya mengabdi, tapi juga banyak belajar sebagai bagian dari masyarakat. Kami mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama kegiatan berlangsung. Semoga apa yang kami lakukan bisa memberikan manfaat.”
Suasana penutupan berlangsung haru, tawa, dan senyum perpisahan. Kebersamaan selama lima hari telah meninggalkan kesan yang dalam. Pengabdian ini bukan tentang berapa lama kita tinggal, melainkan seberapa dalam kita peduli, hadir sepenuh hati dan inspirasi yang sudah ditinggalkan.


Penulis : Erika Safitri